Sunday, January 20, 2013

Aku Merpati Kecil

Suatu ketika aku merasa sendiri. Seperti bayi merpati putih yang baru tetas dari cangkang.sendiri tanpa tahu harus apa. Diam tanpa bisa berbuat apa. Aku lihat diriku. Aku lihat aku punya kaki. Seharusnya aku bisa berjalan. Tapi bagaimana? Aku lihat aku punya sayap. Seharusnya aku bisa terbang. Terbang setinggi tingginya menembus semua lapisan awan. Terbang kemana pun ku ingin.
Sampai suatu ketika, seekor merpati putih lain datang padaku. Mengajariku bagaimana cara mengepakkan sayap. Mengajariku bahwa untuk terbang tinggi itu mudah, kita hanya butuh keberanian. Ia memperlihatkan ku bahwa dunia lebih indah dari apa yang aku bayangkan Kita terbang bersama dalam pusaran indah karya Kuasa. Terbang beriringan tuk capai apa yang kita ingin.
Namun suatu ketika, kamu hilang. Pergi tak tahu kemana. Meninggalkanku kembali sendiri. Sayapku seakan hancur.aku lupa bagaimana caranya terbang. Kepergianmu yang tanpa tahu mengapa, bentuk lubang pedih pada sayapku.
Aku diam dan terus terdiam. Aku sendiri dan terus menyendiri. Sendiri bersama air mata yang tak kunjung habis ini. Diam dan sendiri dalam alunan doa… Tuhan, kembalikan ia padaku….
Kuteriakkan kau pada apapun.kembali kuterbang lintasi tempat yang dulu kita capai. Dan selalu kuucap dalam tiap hembusan nafas, kembalilah… datanglah padaku…
Datanglah padaku ketika aku lupa bagaimana caranya mengepakkan sayap. Ingatkan ku, bahwa tanpa mengepakkan sayap ini, kita takkan sampai di timpat indah itu.ekap keringatku ketika aku mulai lelah. Ingatkan ku, bahwa Tuhan tak pernah tidur tuk melihat seberapa besar usaha kita.
Datangalah padaku ketika aku menari terlalu tinggi. Ingatkanku, bahwa terjatuh terlalu tinggi itu sakit. Ingatkan ku tuk selalu bersyukur atas rahmat-Nya. Ceritakan padaku ketika aku mencoba bangun dahulu. Ceritakan padaku, agar aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan tuk masih bisa mengirup udara segar, merasakan detukan jantung dan masih bisa mengepakkan sayap tuk meraih asa tertinggi.

Amalia
2 Des 2012