Suatu ketika aku merasa sendiri. Seperti bayi merpati putih
yang baru tetas dari cangkang.sendiri tanpa tahu harus apa. Diam tanpa bisa
berbuat apa. Aku lihat diriku. Aku lihat aku punya kaki. Seharusnya aku bisa
berjalan. Tapi bagaimana? Aku lihat aku punya sayap. Seharusnya aku bisa
terbang. Terbang setinggi tingginya menembus semua lapisan awan. Terbang kemana
pun ku ingin.
Sampai suatu ketika, seekor merpati putih lain datang
padaku. Mengajariku bagaimana cara mengepakkan sayap. Mengajariku bahwa untuk
terbang tinggi itu mudah, kita hanya butuh keberanian. Ia memperlihatkan ku
bahwa dunia lebih indah dari apa yang aku bayangkan Kita terbang bersama dalam
pusaran indah karya Kuasa. Terbang beriringan tuk capai apa yang kita ingin.
Namun suatu ketika, kamu hilang. Pergi tak tahu kemana.
Meninggalkanku kembali sendiri. Sayapku seakan hancur.aku lupa bagaimana
caranya terbang. Kepergianmu yang tanpa tahu mengapa, bentuk lubang pedih pada
sayapku.
Aku diam dan terus terdiam. Aku sendiri dan terus
menyendiri. Sendiri bersama air mata yang tak kunjung habis ini. Diam dan
sendiri dalam alunan doa… Tuhan, kembalikan ia padaku….
Kuteriakkan kau pada apapun.kembali kuterbang lintasi tempat
yang dulu kita capai. Dan selalu kuucap dalam tiap hembusan nafas, kembalilah…
datanglah padaku…
Datanglah padaku ketika aku lupa bagaimana caranya
mengepakkan sayap. Ingatkan ku, bahwa tanpa mengepakkan sayap ini, kita takkan
sampai di timpat indah itu.ekap keringatku ketika aku mulai lelah. Ingatkan ku,
bahwa Tuhan tak pernah tidur tuk melihat seberapa besar usaha kita.
Datangalah padaku ketika aku menari terlalu tinggi.
Ingatkanku, bahwa terjatuh terlalu tinggi itu sakit. Ingatkan ku tuk selalu
bersyukur atas rahmat-Nya. Ceritakan padaku ketika aku mencoba bangun dahulu.
Ceritakan padaku, agar aku tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan tuk
masih bisa mengirup udara segar, merasakan detukan jantung dan masih bisa
mengepakkan sayap tuk meraih asa tertinggi.
Amalia
Amalia
2 Des 2012